Salah satu kenangan masa kecil yang masih melekat kuat di ingatanku adalah saat mencari dan bermain undur-undur. Umurku waktu itu aku masih sekitar 5~6 tahun, masih ingusan dan sedang senang-senangnya bermain-main. Makhluk kecil itu dahulu mudah kudapat di dekat kaki lumbung padi di bawah pohon jeruk bali samping kolam ikan mujair sebelah utara rumah gadang suku kami di Payakumbuh. Di tanahnya yang berpasir itu mudah sekali mengetahui keberadaan undur-undur karena bentuk sarangnya yang khas (berlubang seperti pusaran yang mengerucut ke bawah). Tinggal dicongkel saja dekat pusat lubang, maka akan nampak undur-undurnya, lalu ambil.
Mereka aku mainkan dengan meletakkan 2 atau 3 ekor di sebidang papan atau di lantai semen secara sejajar dan kulepas. Namanya balapan undur-undur. Sebuah balapan yang pesertanya tidak melesat maju ke depan tetapi malah bergerak mundur ke belakang! Seru abis! 🙂
Kenapa aku teringat undur-undur? Saat pulang ke Payakumbuh 3 minggu yang lalu, pagi itu aku berjalan sekeliling halaman rumah gadang kami. Banyak yang sudah berubah. Aku tidak menemukan lagi 5 kolam besar berisi ikan-ikan mujair, nila, mas, dan gurami ternakan. Aku ingat dengan jamban-jamban kayu di atasnya, dimana kalau ada orang yang buang hajat di sana, maka ikan-ikan di bawah akan berebutan memakannya. Aku juga tak menemukan lagi pohon durian, rambutan, jambu air, nangka, kelapa, pisang dan banyak lagi spesies tanaman lainnya. Dulu aku sering memanjati pohon-pohon itu dan memetik buahnya. Sekarang yang kujumpai adalah tanah yang rata, di atasnya ada kandang kuda, rumah-rumah kontrakan, bahkan bengkel motor. Di belakang bengkel itulah dulu lumbung padi tempat undur-undurku bersarang pernah ada.
Yang tersisa dari masa lalu itu dan masih ada sampai sekarang adalah kabut pagi. Waktu ternyata belum merubah kesetiaannya untuk datang. Walau tidak sepekat dulu, kabut pagi itu menunjukkan bahwa keasrian lingkungan rumah gadang kami masih tetap terjaga setelah puluhan tahun. Ya waktu memang cepat sekali berputar, ternyata sudah puluhan tahun masa itu berlalu. Mudah-mudahan kenangan indah akan masa itu tetap melekat di benak, tidak hilang secepat pudarnya kabut pagi ketika matahari menaik tinggi.
Note: Ketika sedang menulis ini dan mencari gambar undur-undur, aku malah baru tahu jika ternyata undur-undur adalah obat mujarab bagi penderita penyakit gula (Diabetes Melitus) !
Leave a comment